Senin, 30 Mei 2011

Apa itu Cloud computing

aku ambil dari dari blog willyriyadi.blogspot.com karna isinya menjawab semua pertanyaan ku

1. Pendahuluan

Banyak orang awam yang mungkin bertanya-tanya, mengapa internet selalu digambarkan sebagai awan (Cloud) oleh para ahli, dan kenapa tidak digambarkan sebagai benda lainnya seperti Bumi kita? Kan lebih masuk akal jika internet digambarkan sebagai Bumi kita karena pengguna terbesar jaringan internet adalah orang-orang yang tinggal & hidup dibumi.

Pendapat saya mengapa internet selalu digambarkan sebagai awan (Cloud)? karena pada awal muncul dan berkembangnya internet sampai saat ini, tidak semua orang dapat menikmati layanan internet terutama orang yang tinggal didaerah terpencil kalaupun mau menikmati layanan internet penggunanya perlu merogoh kocek lebih dalam hal ini dikarenakan belum adanya penyedia layanan internet (ISP atau Internet Service Provider) seperti pada kota-kota besar yang menyediakan layanan internet dengan harga yang relatif terjangkau. Hal ini sama seperti sifat awan yang tidak sepenuhnya menutupi dan melindungi bumi kita dari teriknya sinar matahari.

Selain itu akhir-akhir ini muncul istilah Cloud Computing (diartikan dalam bahasa Indonesia : Komputerisasi Awan), yang tentunya membuat orang awam makin bingung lagi. Apakah Cloud Computing itu sebenarnya? Siapa yang mengembangkannya dan apakah Cloud Computing bertujuan untuk penggunaan komputer sehari-hari? Jawabannya Konsep awan adalah sederhana yaitu satu cara untuk mengakses data dan applikasi yang anda miliki darimanapun, melalui Internet (atau "awan"). Komputasi awan mulai mengambil alih seluruh dunia, atau paling tidak mungkin menggantikan pandangan Microsoft tentang Internet. “Sebuah karakteristik yang paling penting dari awan adalah abstraksi perangkat keras (hardware) dari sebuah layanan atau jasa”, kata John Willis yang disebut sebagai pakar cloud-computing dan blogger, Menjelaskan bahwa lokasi dari server adalah tidak sepenting dan semudah akses ke suatu data. “Bagaimanapun kamu mendefinisikannya, saya berpikir teknologi awan akan mempunyai sebuah jejak pada tiap-tiap bisnis yang akan dilakukan IT pada lima tahun berikutnya.” ujarnya. Menurut sebuah makalah tahun 2008 yang dipublikasikan IEEE Internet Computing “ Cloud Computing adalah suatu paradigma dimana informasi secara permanen tersimpan di server melalui internet dan tersimpan secara sementara di komputer pengguna (client) termasuk didalamnya desktop, komputer tablet, notebook, handheld dan lain-lain”
Ada pula orang awam yang bertanya apa hubungannya Cloud Computing dengan perkembangan teknologi internet? Menurut beberapa sumber yang saya peroleh, Cloud computing pada dasarnya adalah menggunakan Internet-based service untuk meng-support business process. Cloud service biasanya memiliki beberapa karakteristik, diantaranya adalah: Sangat cepat di deploy, sehingga cepat berarti instant untuk implementasi.
Nantinya biaya start-up teknologi ini mungkin akan sangat murah atau tidak ada dan juga tidak ada investasi kapital.
Biaya dari service dan pemakaian akan berdasarkan komitmen yang tidak fix.
Service ini dapat dengan mudah di upgrade atau downgrade dengan cepat tampa adanya Penalty.
Service ini akan menggunakan metode multi-tenant (Banyak customer dalam 1 platform).
Kemampuan untuk meng customize service akan menjadi terbatas.
Pada nantinya seiring dengan perkembangan teknologi diseluruh dunia semua komputer akan terhubung dalam sebuah jaringan internet dimana pengguna internet (User) tidak lagi perlu dipusingkan dengan masalah utama software (Perangkat lunak) seperti terkena virus, worm, dan spyware. Maupun masalah hardware (Perangkat keras) seperti kapasitas hard disk dan memori yang terbatas. Karena, dimasa yang akan datang pengguna (User) tidak perlu lagi diinstal berbagai jenis software kedalam sistem operasi kita yg tentunya memakai kapasitas hard disk yg tidak sedikit pula. Belum lagi adanya ancaman seperti virus, worm, dan spyware maupun kerusakan pada harddisk dan memori yang tentunya bagi orang awam hal ini merupakan masalah utama bagi mereka. Dengan adanya sistem Cloud Computing, pengguna (User) tadi dapat memakai dan menggunakan berbagai jenis program tadi tanpa perlu menginstalnya cukup hanya dengan berbekal koneksi internet program tadi dapat berjalan di browser yang terdapat pada komputer mereka seperti Internet Explorer, Mozilla, Opera, Google Chrome, dan lain-lain.
Cloud computing tidak lama lagi akan menjadi realita, dan ini akan memaksa para IT professional untuk cepat mengadaptasi yang dimaksud dengan teknologi ini. Akibat dari keadaan sosial ekonomi yang terus mengalami revolusi yang sangat cepat sehingga melahirkan cloud computing, dimana teknologi ini dibutuhkan untuk kecepatan dan realibilitas yang lebih dari teknology yang sebelumnya sehingga teknologi ini nantinya akan mencapai pada tingkat investasi dalam term cloud service yang cepat dan mudah. Ada banyak kesempatan pada organisasi IT khususnya untuk mensosialisasikan cloud service. Banyak organisasi yang mencoba untuk menambahkan firut ini kepada infrastruktur yang mereka miliki sebelumnya untuk mengambil keuntungan dari “cloud bursting“; khususnya jika anda membutuhkan kapasitas ekstra atau ekstra aktifitas, anda dapat memanfaatkan cloud ketimbang melakukan investasi resource secara in-house. Development/test dan beberapa aktifitas yang mirip juga menjadi tempat yang bagus untuk cloud, memungkinkan anda untuk mengurangi pengeleluaran perkapita dan biaya data center yang terus meingkat dari sisi kecepatan dan uptime. Sedangkan perusahaan yang tidak segan segan untuk mengimplementasi teknologi cloud untuk data mereka dan menyimpan nya sebagai fasilitas mereka sendiri untuk memastikan kebijakan perusahaan tersimpan dengan baik tentunya akan lebih baik, sehingga memastikan proses komputerasisasi pada cloud sebagai sistem proses yang dibutuhkan akan lebih independen.

2. Sejarah Cloud Computing (Komputerisasi awan)

Cloud (Awan) adalah suatu istilah yang dipinjam dari telepon. Sampai tahun 1990an, sirkuit data (termasuk yang membawa lalu lintas internet) yang berkabel keras diantara tujuan. Kemudian perusahaan telepon long-haul mulai menawarkan jasa Virtual Private Network (VPN) atau Jaringan Maya Privat untuk komunikasi data. Perusahaan telepon memungkinkan menyediakan layanan yang berdasarkan VPN dengan jaminan bandwidth sebagai sirkuit yang diperbaiki dengan biaya yang lebih murah karena mereka dapat mengganti lalu lintas untuk menyeimbangkan penggunaan yang mereka lihat cocok. Sehingga penggunaan jaringan mereka secara keseluruhan lebih efektif. Sebagai hasil dari penyusunan ini, memungkinkan untuk menentukan dengan cepat dan tepat jalan mana yang akan dilalui. Simbol cloud (Awan) digunakan untuk menunjukkan tanggung jawab sebuah provider (penyedia layanan), dan Cloud Computing (Komputerisasi awan) memperluasnya untuk melindungi server sebaik infrastruktur jaringannya.

Hal yang mendasari konsep Cloud Computing (Komputerisasi awan) berawal tahun 1960 ketika John McCarthy berpendapat bahwa “Komputerisasi pada suatu saat akan diorganisasikan sebagai sebuah kebutuhan masyarakat”; tentu saja ini memberikan sebuah karakteristik dengan service bureaus yang berdiri sejak 1960an. Pada tahun 1997, definisi pertama akademis yang disediakan oleh Ramnath K. Chellappa yang menyebut ini “sebuah paradigma komputer dimana batas dari komputerisasi akan ditentukan oleh dasar pemikiran ekonomi dibandingkan dengan batasan teknis.” Hubungan Cloud (awan) telah sampai pada sebuah penggunaan komersial pada awal tahun 1990an untuk menunjuk kepada jaringan besar Asynchronous Transfer Mode (ATM).

Loudcloud, didirikan pada tahun 1999 oleh Marc Andreessen, yang merupakan salah satu dari yang pertama untuk memperdagangkan Cloud Computing (Komputerisasi awan) dengan sebuah infrastuktur sebagai sebuah model layanan. Pada abad ke-21, masa Cloud Computing (Komputerisasi awan) berawal dan muncul secara luas. Walaupun pandangan saat itu terfokus dan terbatas pada SaaS, yang disebut ASP’s atau Application Service Providers (Penyedia Layanan Aplikasi), pada istilah sehari-hari.

Pada awal tahun 2000, Microsoft memperluas konsep dari SaaS melalui sebuah pengembangan dari layanan web (web service). IBM memperinci konsep ini pada tahun 2001 pada Autonomic Computing Manifesto, yang mendeskripsikan ilmu pengetahuan tentang teknik seperti self-monitoring, self-healing, self-configuring, dan self-optimizing pada manajemen yang kompleks dari sistem IT dengan beraneka-ragam penyimpanan, server, aplikasi, jaringan, mekanisme keamanan, dan elemen sistem lainnya yang dapat di virtualisasikan melewati suatu perusahaan.

Amazon memainkan peranan penting dalam pembangunan Cloud Computing (Komputerisasi awan) dengan memodernisasi pusat data mereka setelah dot-com bubble, merupakan Jaringan Komputer yang paling disukai, ketika mengunakan sebagian kecil sebesar 10% dari kapasitas mereka pada suatu waktu meninggalkan ruangan untuk berlarian sekali-sekali. Menemukan bahwa Arsitektur Cloud (awan) yang baru dihasilkan pada efisiensi internal yang berpengaruh kecil dan nyata pada peningkatan pembangunan, cepat berpindah "two-pizza teams", dapat menambahkan fitur baru lebih cepat dan lebih mudah. Amazom mengawali penyediaan akses untuk sistem mereka melalui Amazon Web Services pada basis utility computing tahun 2005. Asal usul Karakteristik dari Amazon Web Services ditandai sebagai penyederhanaan yang berlebihan oleh kontributor teknis ke proyek Amazon Web Services.

Pada tahun 2007, Google, IBM, dan sejumlah universitas menaikkan secara besar-besaran proyek penelitian Cloud Computing (Komputerisasi awan). Pada pertengahan tahun 2008 Gartner melihat sebuah kesempatan untuk Cloud Computing (Komputerisasi awan) “untuk membentuk hubungan antara konsumen dari layanan IT dan yang mereka jual” dan melihat bahwa “Organisasi sedang berpindah aset dari perusahaan pemilik hardware (Perangkat Keras) dan software (Perangkat Lunak) untuk model layanan berbasis per-use (tiap penggunaan). Sehingga “memproyeksikan pergesaran ke Cloud Computing (Komputerisasi awan)… akan berdampak pada pertumbuhan dramatis pada produk IT pada beberapa area dan pengurangan yang signifikan pada area lain”.

3. Arsitektur Cloud Computing

Arsitektur Cloud (awan), arsitektur sistem dari sistem perangkat lunak (software) yang dilibatkan pada pengiriman dari komputasi awan, meliputi perangkat keras (harware) dan perangkat lunak (software) yang didisain oleh satu arsitek awan yang secara khas mengerjakannya untuk satu integrator awan. Ini secara khas melibatkan beberapa komunikasi komponen awan yang satu dengan lainnya melalui antarmuka program aplikasi, biasanya web layanan.

Ini secara dekat menyerupai Unix philosophy yang mempunyai beberapa program yang masing-masing melakukan segala setuatu yang benar dan bekerja bersama sama lewat hubungan alam semesta. Kompleksitas dikontrol dan menghasilkan sistem yang lebih dapat dikendalikan dibandingkan rekan pendamping monolitis mereka.

Arsitektur awan meluas ke klien, dimana aplikasi web browser dan/atau aplikasi perangkat lunak (software) diakses pada aplikasi awan (cloud applications).

Arsitektur penyimpanan awan dengan bebas berpasangan, sering sekali menghindari penggunaan dengan server metadata terpusat yang yang dapat menjadi kemacetan. Ini memungkinkan pusat data untuk meskalakan ke dalam ratusan, masing-masing dengan sendirinya menyampaikan data ke aplikasi atau pengguna.



4. Tipe Berdasarkan Penglihatan (Types by Visibility)
Public cloud (Awan Publik)
Awan publik atau awan eksternal mendeskripsikan komputasi awan pada arti tendensi tradisional, yang mana sumber daya dengan ketentuan dinamis pada suatu fine-grained (perbaikan), basis pelayanan sendiri lewat Internet, melalui aplikasi web / jasa web, dari satu lokasi penyedia off-site oleh pihak ketiga yang berbagi sumber daya dan daftar kegunaan pada suatu fine-grained utility computing.
Hybrid Cloud (Awan Bastar)

Satu lingkungan awan bastar (Hybrid Cloud) terdiri dari beberapa penyedia layanan internal dan / atau penyedia layanan eksternal "akan di khususkan untuk banyak perusahaan". Satu awan bastar dapat mendeskripsikan konfigurasi dengan mengombinasikan satu alat lokal (local device), seperti pada Plug computer dengan layanan Cloud (awan). Hal ini juga dapat menjabarkan konfigurasi yang mengkombinasikan antara virtual dan physical, aset colocated misalnya, kebanyakan lingkungan yang divirtualisasikan yang memerlukan server fisik, Router, atau perangkat keras lain seperti satu alat jaringan yang berfungsi sebagai firewall atau spam filter.

Private Cloud (Awan Pribadi)

Awan pribadi dan awan internal adalah pembentukan kata baru yang yang baru-baru ini telah dipergunakan oleh beberapa penjual (vendor) untuk deskripsikan penawaran yang menandingi Cloud Computing (Komputerisasi awan) pada jaringan pribadi. Produk ini (secara khas virtualisasi otomatisasi) menyatakan "mengantarkan beberapa keuntungan-keuntungan dari Cloud Computing (Komputerisasi awan) tanpa jebakan (pitfalls)", kapitalisasi pada jaminan sekuritas data, perusahaan pemerintahan, dan dapat diandalkan. Mereka telah dikritik atas dasar pengguna itu "masih perlu untuk beli, bangun, dan mengatur mereka" dan seperti halnya tidak menguntungkan dari menurunkan biaya modal dan sedikit campur tangan manajemen langsung, sebenarnya "Kurangnya model ekonomi yang membuat Cloud Computing (Komputerisasi awan) seperti satu konsep pembangkit minat".

Ketika seorang ahli analisa meramalkan pada tahun 2008 jaringan awan pribadi akan menjadi masa depan perusahaan IT, ada beberapa ketidak-pastian apakah mereka adalah satu hakikat walaupun diantara firma yang sama. Ahli analisa juga mengakui itu dalam lima tahun sebuah "persentase yang sangat besar" dari perusahaan kecil dan menengah akan mendapat semakin banyak dari sumber daya komputasi mereka dari penyedia eksternal Cloud Computing (Komputerisasi awan) seperti mereka "tidak akan punya ekonomi dari skala untuk membuat ini berharga tinggal di dalam bisnis IT" atau mampu untuk mengusahakan awan pribadi (Private Cloud). Ahli analisa telah laporkan pada pandangannya Platform pribadi itu awan adalah satu batu loncatan ke awan eksternal, terutama untuk jasa keuangan, dan kedepannya datacenters (pusat data) akan menyerupai awan internal.

Masa telah dipergunakan secara logis agak dibandingkan rasa fisik, antara lain berhubungan dengan penawaran platform sebagai suatu jasa layanan meskipun demikian, penawaran program Microsoft's Azure Services tidak tersedia pada penyebaran on-premises (pendapat).



5. Tipe Layanan

Layanan yang disediakan oleh Cloud Computing (Komputerisasi awan) dapat dibagi dalam tiga kategori utama :
1. Infrastructure-as-a-Service (IaaS) atau Infrastruktur sebagai suatu Jasa
Infrastructure-as-a-Service(IaaS) seperti Amazon Web Services (Jasa Web Amazon) menyediakan server maya dengan Alamat IP unik dan blok dari penyimpanan atas permintaan. Pelanggan diuntungkan dari satu API yang mana mereka dapat mengontrol server mereka. Karena pelanggan dapat membayar untuk sejumlah jasa mereka pergunakan secara tepat, seperti untuk membayar listrik atau air, jasa ini juga sering disebut utility computing. Contohnya seperti  Amazon Elastic Compute Cloud dan Simple Storage Service.
2. Platform-as-a-Service (PaaS) atau Platform sebagai suatu Jasa
Platform-as-a-Service (PaaS) adalah seperangkat alat lunak dan alat (tools) pembangunan yang disediakan pada server penyedia. Pengembang dapat menciptakan aplikasi mempergunakan API’nya penyedia. Google Apps adalah salah satu Platform yang paling terkenal sebagai satu penyedia Jasa. Pengembang harus memberi pemberitahuan bahwa apa disana belum dilakukan beberapa interoperability standards, sehingga beberapa penyedia tidak boleh mengijinkan kamu untuk mengambil aplikasi dan opsimu ini pada platform lain. hal ini memfokuskan pada aplikasi dimana dalam hal ini memungkinkan developer untuk tidak memikirkan hardware dan tetap fokus pada application development nya tanpa harus mengkhawatirkan operating system (sistem operasi), infrastructure scaling (skala infrastruktur) , load balancing (keseimbangan beban) dan lainnya. Contohnya : Force.com dan Microsoft Azure investment.
3. Software-as-a-Service (SaaS) atau Perangkat lunak sebagai suatu Jasa
Software-as-a-Service (SaaS) adalah pasar yang paling luas. Dalam hal ini penyedia mengijinkan pelanggan hanyalah untuk mempergunakan aplikasi ini. Perangkat lunak saling berinteraksi dengan pengguna melalui satu interface pemakai. Hal ini memfokuskan pada aplikasi dengan Web-based interface yang diakses melalui Web Service dan Web 2.0. Aplikasi ini dapat menjadi apapun dari web berdasarkan e-mail, ke aplikasi seperti Twitter, FaceBook, Last.fm, Google Apps, dan SalesForce.com.

6. Karakteristik utama Cloud Computing (komputerisasi awan)
1. Agility (Kecepatan), berkembang dengan pengguna (user) untuk dengan cepat dan murah untuk melengkapi kemajuan teknologi infrastruktur dan sumber daya.
2. Cost (Biaya), diakui secara besar mengurangi biaya dan pengeluaran modal dikonversikan pada pembelanjaan operasional. Ini pura-pura menurunkan halangan untuk masuk, seperti infrastruktur secara khusus disediakan oleh pihak ketiga dan tidak perlu dibeli untuk penggunaan sesekali maupun penggunaan komputer secara intensif. Harga pada sebuah basis utility computing (Keperluan Komputerisasi) yang di fine-grained (diperbaiki) dengan penggunaan berdasarkan pilihan dan sedikit kemampuan IT diperlukan untuk implementasi dalam lingkungan sediri.
3. Device and location independence (alat dan kebebasan lokasi/tempat), memungkinkan pengguna untuk mengakses suatu sistem menggunakan sebuah web browser tanpa melihat lokasi/tempat dan alat apa yang sedang mereka gunakan (misalnya PC, Handphone, Laptop, dan lain-lain). Seperti prasarana yang off-site (secara khusus disediakan oleh pihak ketiga) dan diakses melalui internet, pengguna (user) dapat terhubung dimana saja.
4. Multi-tenancy (Sewa menyewa besar), memperbolehkan pengguna berbagi sumber dan biaya melampaui sebuah kelompok pengguna (user) yang besar dengan mempertimbangkan:
1. Centralization (Sentralisasi), dari infrastuktur pada lokasi dengan biaya yang lebih murah (Seperti pada komplek perumahan Real Estate, kelistrikan, dan lain-lain)
2. Peak-load capacity (Kapasitas beban puncak) meningkat (pengguna tidak perlu seorang engineer untuk kemungkinan kapasitas beban tertingggi)
3. Utilization and efficiency (Pemanfaatan dan efisiensi) peningkatan untuk sistem yang sering dimanfaatkan 10% sampai 20%
5. Reliability (Ketahanan), meningkat melalui penggunaan situs yang banyak secara berlebihan, yang membuat Cloud Computing (Komputerisasi awan) cocok untuk kelangsungan bisnis dan pemulihan bencana. Meskipun begitu, banyak mayoritas layanan Cloud Computing (Komputerisasi awan) telah menderita keuntungan, dan pengelola IT dan bisnis suatu waktu dapat sedikit melakukannya ketika mereka terpengaruh.
6. Scalability (Skalalisasi), melalui dynamic ("on-demand") berdasarkan permintaan ketentuan sumber daya pada sebuah fine-grained, berbasis self-service mendekati real-time oleh pengguna tanpa memerlukan engineer untuk beban puncak. Kinerja di monitor, secara konsisten dan arsitektur berpasangan dengan bebas dibangun menggunakan layanan web sebagai penghubung antar sistem.
7. Security (Keamanan), secara khusus ditingkatkan berdasarkan sentralisasi data, meningkatkan jaminan keamanan sumber data, dan lain-lain, tapi perhatian dapat tetap dilakukan mengenai kehilangan kendali melalui kepastian sensitifitas data dan kekuangan dari keamanan untuk tempat penyimpanan data (stored kernels). Jaminan keamanan adalah sebaik atau lebih baik dari sistem tradisional, sebab penyedia layanan dapat mencurahkan SDM mereka untuk menyelesaikan masalah keamanan yang tentunya banyak pelanggan/pengguna tidak mampu melakukannya. Penyedia layanan secara khusus membukukan akses (Log Access), tetapi mengakses pembukuan audit (audit logs) menjadi sulit atau tidak mungkin. Lagipula, kompleksitas dari jaminan keamanan ditingkatkan sangat besar ketika data dibagikan malalui suatu area yang lebih luas dan / atau sejumlah alat (devices).
8. Sustainability (ketahanan) datang ketika melalui peningkatan pemanfaatan sumber daya (improved resource utilization), sistem lebih efisien, dan kenetralan karbon (carbon neutrality). Meskipun begitu, komputer dan infrastruktur yang berhubungan adalah konsumen utama energi (consumers of energy).
9. Maintenance (pemeliharaan) aplikasi Cloud Computing (Komputerisasi awan) lebih mudah untuk dipelihara, karena mereka tidak perlu di install pada masing-masing komputer pengguna (user). Mereka lebih mudah untuk mendukung dan diingkatkan ketika perubahan menjangkau klien dengan secara cepat.

7. Layer pada Cloud Computing (Komputerisasi awan)
1. Clients (klien)
Sebuah Klien awan (cloud client) terdiri dari perangkat keras komputer dan / atau perangkat lunak komputer yang mempercayakan pada Cloud Computing (Komputerisasi awan) untuk mengirimkan aplikasi, atau yang secara khusus didisain untuk pengiriman dari jasa awan (cloud services) dan ini, pada kasus lain, sebenarnya sia-sia tanpa ini. Antara lain:
Mobile (Linux based - Palm Pre-WebOS Linux Kernel, Android-Linux Kernel, iPhone-Darwin Linux Kernel, Microsoft based - Windows Mobile)
Thin client (CherryPal, Wyse, Zonbu, gOS-based systems)
Thick client / Web browser (Internet Explorer, Mozilla Firefox, Google Chrome, WebKit)
2. Application (aplikasi)
Sebuah aplikasi awan (Cloud Application) mempengaruhi Cloud Computing (Komputerisasi awan) pada arsitektur perangkat lunak (software), sering menghilangkan kebutuhan untuk menginstal dan menjalankan aplikasi pada pengguna komputer (user) sendiri, dengan demikian mengurangi beban dari pemeliharaan perangkat lunak, operasi berkelanjutan, dan dukungan. Antara lain:
Peer-to-peer / volunteer computing (BOINC, Skype)
Web applications (Webmail, Facebook, Twitter, YouTube)
Security as a service (MessageLabs, Purewire, ScanSafe, Zscaler)
Software as a service (A2Zapps.com, Google Apps, Salesforce,Learn.com, Zoho, BigGyan.com)
Software plus services (Microsoft Online Services)
Storage [Distributed]
Content distribution (BitTorrent, Amazon CloudFront)
Synchronisation (Dropbox, Live Mesh, SpiderOak, ZumoDrive)
3. Platform
Suatu platform awan (cloud platform) (PaaS) mengantarkan sebuah platform komputasi dan / atau solusi tumpukan (solution stack) sebagai satu jasa, umumnya menggunakan infrastruktur awan (cloud infrastructure) dan aplikasi pendukung awan (supporting cloud applications). Hal ini memudahkan penyebaran aplikasi tanpa biaya dan kompleksitas dari pembelian dan mengatur perangkat keras dasar dan lapisan perangkat lunak. Antara lain:

Services
Identity (OAuth, OpenID)
Payments (Amazon Flexible Payments Service, Google Checkout, PayPal)
Search (Alexa, Google Custom Search, Yahoo! BOSS)
Real-world (Amazon Mechanical Turk)
Solution stacks
Java (Google App Engine)
PHP (Rackspace Cloud Sites)
Python Django (Google App Engine)
Ruby on Rails (Heroku)
.NET (Azure Services Platform, Rackspace Cloud Sites)
Proprietary (Force.com, WorkXpress, Wolf Frameworks)
Storage [Structured]
Databases (Amazon SimpleDB, BigTable)
File storage (Centerra Blades,Amazon S3, Nirvanix, Rackspace Cloud Files)
Queues (Amazon SQS)
4. Infrastructure
Infrastruktur awan (Cloud infrastructure) (IaaS) adalah pengiriman dari infrastruktur komputer, yang secara khusus pada suatu platform lingkungan virtualisasi, sebagai satu jasa. Antara lain:
Compute (Amazon CloudWatch, RightScale)
Physical machines
Virtual machines (Amazon EC2, GoGrid, iland, Rackspace Cloud Servers)
OS-level virtualisation
Network (Amazon VPC)
Storage [Raw] (Amazon EBS)
5. Servers
Lapisan server terdiri dari perangkat keras komputer dan / atau produk perangkat lunak komputer yang terperinci didisain untuk pengiriman dari jasa awan (cloud services). Seperti : Fabric computing (Cisco UCS)
Cloud Services (Layanan Awan) = Pengguna dan produk bisnis, layanan dan solusi yang dikirim dan digunakan pada waktu yang real-time melalui jaringan Internet
Cloud Computing (Komputerisasi Awan) = sesuatu yang muncul setelah pengembangan IT, penyebaran dan model pengiriman, memungkinkan pengiriman produk secara real-time, pelayanan dan solusi-solusi melalui jaringan internet (dengan kata lain memungkinkan Cloud Service).
Untuk beberapa tahun Kedepannya teknologi Cloud Computing (Komputerisasi awan) akan berkembang secara pesat seiring dengan kemajuan teknologi yang didukung oleh perusahaan besar seperti IBM, Google, Microsoft, Yahoo, Amazon, dan lain-lain sehingga proses pengiriman dan penerimaan data menjadi lebih baik sehingga setiap orang dapat menikmati layanan internet dengan Cepat dan Murah.


8. Resiko Cloud Computing (komputerisasi awan)
Sebagaimana yang dikatakan sebagai bisnis service, dengan teknologi cloud anda sebaiknya mengetahui dan memastikan apa yang anda bayar dan apa yang anda investasikan sepenuhnya memang untuk kebutuhan anda menggunakan service ini. Anda harus memperhatikan pada beberapa bagian yaitu:
Service level - Cloud provider mungkin tidak akan konsisten dengan performance dari application atau transaksi. Hal ini mengharuskan anda untuk memahami service level yang anda dapatkan mengenai transaction response time, data protection dan kecepatan data recovery.
Privacy - Karena orang lain / perusahaan lain juga melakukan hosting kemungkinan data anda akan keluar atau di baca oleh pemerintah U.S. dapat terjadi tanpa sepengetahuan anda atau approve dari anda.
Compliance - Anda juga harus memperhatikan regulasi dari bisnis yang anda miliki, dalam hal ini secara teoritis cloud service provider diharapkan dapat menyamakan level compliance untuk penyimpanan data didalam cloud, namun karena service ini masih sangat muda anda diharapkan untuk berhati hati dalam hal penyimpanan data.
Data ownership - Apakah data anda masih menjadi milik anda begitu data tersebut tersimpan didalam cloud? mungkin pertanyaan ini sedikit aneh, namun anda perlu mengetahui seperti hal nya yang terjadi pada Facebook yang mencoba untuk merubah terms of use aggrement nya yang mempertanyakan hal ini.
Data Mobility - Apakah anda dapat melakukan share data diantara cloud service? dan jika anda terminate cloud relationship bagaimana anda mendapatkan data anda kembali? Format apa yang akan digunakan ? atau dapatkah anda memastikan kopi dari data nya telah terhapus ?
Untuk sebuah service yang masih tergolong kritis untuk perusahaan anda, saran terbaik adalah menanyakan hal ini sedetail detailnya dan mendapatkan semua komitmen dalam keadaan tertulis.

9. Daftar Pustaka
1. http://en.wikipedia.org/wiki/Cloud_computing
2. http://www.internetnews.com/software/article.php/3775346
3. http://www.wikinvest.com/concept/Cloud_Computing
4. http://www.infoworld.com/d/cloud-computing
5. http://www.rackspacecloud.com/cloud_computing_101
6. http://www.webopedia.com/TERM/c/cloud_computing.html
7. http://www.pcworld.com/article/164933/cloud_computing.html?tk=rss_news
8. http://teknoinfo.web.id/ Cloud_computing
9. http://blogs.idc.com/ie/?p=190 

Minggu, 29 Mei 2011

contoh packet tracer


Dalam gambar diatas terlihat bahwa terdapat 4 buah jaringan lokal dengan jumlah PC maksimal tiap jaringan adalah 30 buah. Sebenarnya untuk membuat model jaringan diatas kita dapat menggunakan 4 buah jaringan kelas C yaitu sebagai berkut :
1. Jaringan 1 mempunyai network address 192.168.1.0 netmask 255.255.255.0
2. Jaringan 2 mempunyai network address 192.168.2.0 netmask 255.255.255.0
3. Jaringan 3 mempunyai network address 192.168.3.0 netmask 255.255.255.0
4. Jaringan 4 mempunyai network address 192.168.4.0 netmask 255.255.255.0
Namun, dengan menggunakan 4 jaringan kelas C, kita akan melakukan pemborosan karena banyak IP address yang tidak digunakan. Hal ini dikarenakan kita hanya membutuhkan 30 buah komputer (32 IP address, karena 2 IP untuk network dan broadcast), sedangkan sebuah jaringan pada kelas C dapat mengalokasikan sebanyak 254 host / komputer tiap jaringan. Sehingga minimal akan ada 254 – 30 = 224 IP address yang tidak digunakan. Oleh karena itu sebaiknya kita menggunakan teknik subnetting untuk mengatasi masalah ini, sehingga kita dapat mengoptimalkan IP address yang terpakai. Subnetting merupakan sebuah teknik untuk membagi sebuah jaringan menjadi beberapa jaringan yang lebih kecil. Untuk dapat melakukan subnetting hal yang perlu kita perhatikan adalah berapa jumlah maksimal komputer yang akan digunakan atau berapa banyak jaringan yang dibutuhkan. Tahap kedua setelah itu adalah kita menentukan subnet mask dan range tiap jaringan. Berikut ini contoh perhitungan subnetting :
(2 ^ n)-2 >= jumlah jaringan baru yang di butuhkan, misal 3
(2 ^ n)-2 >= 3
n=3
Network Address : 192.168.1.0
Subnet mask (sm): 255.255.255.0
1111 1111.1111 1111.1111 1111.0000 0000
Subnet Mask baru :
1111 1111.1111 1111.1111 1111.1110 0000 -> sisa NOL di oktet terakhir = 5
255.255.255. 224 -> 224 di dapat dari jumlah angka satu di oktet terakhir, karna angka
satunya mempunyai pangkat 7,6, dan 5 , jadi 2^7 + 2^6 +2^5 => 128 + 64 + 32 = 224
jumlah host/jaringan = 2^sisa nol oktet terakhir= 2^5 = 32
Jaringan 1:
192.168.1.0 - 192.168.1.31 -> x NA
Jaringan 2:
192.168.1.32 - 192.168.1.63 (IP address yang valid)
192.168.1.33 - 192.168.1.62 (IP address yang valid untuk host / komputer)
Jaringan 3:
192.168.1.64 - 192.168.1.95 (IP address yang valid )
192.168.1.65 - 192.168.1.94 (IP address yang valid untuk host / komputer)
Jaringan 4:
192.168.1.96 - 192.168.1.127 (IP address yang valid)
192.168.1.97 - 192.168.1.126 (IP address yang valid untuk host / komputer)
Jaringan 5:
192.168.1.128 - 192.168.1.159 (IP address yang valid)
192.168.1.129 - 192.168.1.158 (IP address yang valid untuk host / komputer)
Jaringan 6:
192.168.1.160 - 192.168.1.191 (IP address yang valid)
192.168.1.161 - 192.168.1.190 (IP address yang valid untuk host / komputer)
Jaringan 7:
192.168.1.192 - 192.168.1.223 (IP address yang valid)
192.168.1.193 - 192.168.1.222 (IP address yang valid untuk host / komputer)
Jaringan 8:
192.168.1.224 - 192.168.1.255 -> x Broadcast (IP address yang valid untuk host / komputer)
STEP BY STEP MEMBANGUN JARINGAN :
Device yang dibutuhkan adalah :
3 buah router
7 buah switche
4 buah Server Web
1 buah Server DNS
7 PC Client
2 buah printer
Konfigurasi untuk router :
Router 1 minimal mempunyai 3 buah kartu jaringan (Ethernet) Router 2 minimal mempunyai 4 buah kartu jaringan (Ethernet)
Setting router 1 :
1) Fast Ethernet 0/0 untuk gateway pada jaringan 1 dengan IP address 192.168.1.1
subnet mask 255.255.255.224
2) Fast Ethernet 1/0 untuk koneksi dengan router 2 dengan IP address 192.168.1.33
subnet mask 255.255.255.224
3) Fast Ethernet 2/0 untuk koneksi dengan router 3 dengan IP address 192.168.1.194
subnet mask 255.255.255.224

Setting router 2 :
1) Fast Ethernet 0/0 untuk konkesi dengan router 1 dengan IP address 192.168.1.34
subnet mask 255.255.255.224
2) Fast Ethernet 1/0 untuk koneksi dengan router 3 dengan IP address 192.168.1.97
subnet mask 255.255.255.224
3) Fast Ethernet 2/0 untuk gateway pada jaringan 4 dengan IP address 192.168.1.65
subnet mask 255.255.255.224
4) Fast Ethernet 3/0 untuk gateway pada jaringan 3 dengan IP address 192.168.1.129
subnet mask 255.255.255.224

Setting router 3 :
1) Fast Ethernet 0/0 untuk gateway pada jaringan 2 dengan IP address 192.168.1.161
subnet mask 255.255.255.224
2) Fast Ethernet 1/0 untuk koneksi dengan router 2 dengan IP address 192.168.1.98
subnet mask 255.255.255.224
3) Fast Ethernet 2/0 untuk koneksi dengan router 1 dengan IP address 192.168.1.193
subnet mask 255.255.255.224

KONFIGURASI SERVER
Untuk Server kita dapat memilihnya pada kelompok End-Device (satu group dengan PC dan printer). 
Pada jaringan diatas kita memiliki 4 buah web server dengan rincian sebagai berikut:
webtest1 dengan IP address 192.168.1.66 subnet mask 255.255.255.224 pada jaringan4
webtest2 dengan IP address 192.168.1.130 subnet mask 255.255.255.224 pada jaringan3
webtest3 dengan IP address 192.168.1.131 subnet mask 255.255.255.224 pada jaringan3
webtest4dengan IP address 192.168.1.132 subnet mask 255.255.255.224 pada jaringan3
IP Configuration :
Klik icon webtest1 – klik tab Desktop – klik IP Configuration

  Mengatur Web Server :
Klik pada tab Config – klik HTTP dan pastikan tombol service dalam keadaan on , kemudian tambahkan beberapa baris kalimat untuk mengetahui apakah koneksi ke web server telah berjalan dengan baik. Berikut ini contoh file index.html
<html>
<center><font size='+2' color='blue'>Packet Tracer 5.0</font></center>
<hr>Welcome to Packet Tracer 5.0, the best thing since..... Packet Tracer 4.0.
<p>Quick Links:
<br><a href='helloworld.html'>A small page</a>
<br><a href='copyrights.html'>Copyrights</a>
<br>selamat datang di web test saya mengunakan packet tracer</br>
<br>terimakasih telah mengunjungi blog saya</br>
</html>


 KONFIGURASI DNS
Secara sederhana fungsi DNS seperti fingsi sebuah phone book dalam handphone, jadi ketika kita akan menelpon seseorang kita hanya mencari nama orang tersebut bukan mencari nomer handphonenya. Jadi dapat diartikan bahwa DNS akan merubah nama domain menjadi sebuah IP address, hal ini akan sangat memudahkan para user. Oleh karena itu ketika kita melakukan browsing di internet kita hanya perlu memanggil nama domainnya saja misalnya,www.google.co.id, yahoo.com dan lain – lain. Berikut ini gambar setting dari IP address DNS Server dan pembuatan domain untuk web server. Untuk pengaturan IP address prinsipnya sama saja ketika kita mengatur IP address untuk PC Client dan web server.



Konfigurasi untuk PC Client dan Printer :

PRINTER
Untuk pengaturan IP addressnya sama seperti diatas. Hanya saja yang perlu diperhatikan adalah pengisian gateway dan DNS Server. Gateway merupakan pintu gerbang yang menghubungkan antar jaringan, maka gateway yang digunakan adalah IP address pada kartu jaringan router yang terhubung secara langsung dengan jaringan tersebut. Sedangkan untuk DNS, karena hanya ada sebuah DNS server maka diisi IP address dari DNS Server yaitu 192.168.1.2



Konfigurasi untuk PC Client
Pengaturan IP address pada jaringan 1 :
IP address yang diperbolehkan 192.168.1.1 sampai dengan 192.168.1.31 subnetmask 255.255.255.224.
Untuk IP 192.168.1.1 telah digunakan untuk gateway (IP Fa 0/0 router 1)
Untuk IP 192.168.1.2 telah digunakan untuk DNS Server .
Jadi selain kedua IP diatas anda boleh menggunakan IP mana saja asalkan masih dalam range yang diperbolehkan.


Pengaturan IP address pada jaringan 2 :
IP address yang diperbolehkan 192.168.1.161 sampai dengan 192.168.1.190 subnetmask 255.255.255.224.
Untuk IP 192.168.1.161 telah digunakan untuk gateway (IP Fa 0/0 router 3) Jadi selain IP diatas anda boleh menggunakan IP mana saja asalkan masih dalam range yang diperbolehkan. 

Pengaturan IP address pada jaringan 3 :
IP address yang diperbolehkan 192.168.1.129 sampai dengan 192.168.1.158 subnetmask 255.255.255.224.
Untuk IP 192.168.1.129 telah digunakan untuk gateway (IP Fa 3/0 router 2)
Untuk IP 192.168.1.130 telah digunakan untuk Web Server (www.webtest2.com)
Untuk IP 192.168.1.131 telah digunakan untuk Web Server (www.webtest3.com)
Untuk IP 192.168.1.132 telah digunakan untuk Web Server (www.webtest4.com)
Jadi selain ketiga IP diatas anda boleh menggunakan IP mana saja asalkan masih dalam range yang diperbolehkan.


 


Pengaturan IP address pada jaringan 4 :
Untuk jaringan 4 kita akan mencoba untuk menggunakan option DHCP , sehingga kita tidak perlu melakukan pengaturan IP pada tiap client. Kita hanya mengatur pada sebuah server. Untuk contoh – contoh diatas kita menggunakan option static untuk pengaturan IP address. Untuk itu kita akan melakukan konfigurasi pada webtest1 yaitu sebagai berikut :
Klik pada icon webtest1 – klik tab config – klik tab DHCP
Jika Service belum aktif, maka aktifkan dengan klik on
Isi gateway dengan IP address Fa 2/0 router 2
Isi IP DNS Server
Start IP address adalah awal dari IP address yang diijinkan, isi saja dengan network address jaringan 4 yaitu 192.168.1.64
Maximum number adalah jumlah IP address yang diijinkan, karena jaringan ini hasil subnetting maka maksimal hanya 32 host.
untuk mengatur IP pada PC client hanya tinggal mememilh option DHCP maka ip akan muncul dengen otomatis

Menghubungkan Jaringan :
Setelah semua telah dikonfigurasi, maka saatnya kita menghubungkan semua device tersebut dan melakukan pengetesan jaringan. Mengenai menghubungkan device telah dijelaskan pada halaman 4. Sehingga hasilnya akan terlihat seperti dibawah ini :
1) Pertama lakukan pengetesan pada jaringan lokal saja atau network yang sama (misal, sama-sama dalam jaringan1 )
misal dari  pc1(192.168.1.5)  ping ke server dns (192.168.1.2)klo reply berarti jalan jaringan lokal nya


2) Kedua lakukan pengetesan pada PC antar jaringan beda network (PC pada jaringan 1 ping ke PC pada jaringan 2 , 3 atau 4)
3) Dengan menggunakan web browser pada PC coba browsing dengan menggunakan IP web server, jika berhasil sekarang coba dengan menggunakan nama domain.
 
pada point kedua anda pasti mengalami kegagalan, karena kita belum melakukan setting routing terhadap kedua router. Untuk setting routing kita dapat menggunakan dua cara, yaitu STATIC dan RIP
Static
Untuk jelasnya langsung saja pada contoh konfigurasi pada router 1.


Konfigurasi untuk router 2 
 Konfigurasi untuk router3
Sekarang coba anda lakukan lagi point 2. Berikut ini akan dicontohkan melakukan ping dari PC jaringan 1 dengan IP 192.168.1.5 terhadap PC pada jaringan 3 dengan IP 192.168.1.133



Dengan menggunakan option RIP maka pengaturan routing akan lebih mudah karena secara otomatis router akan mencari routingnya sendiri. Untuk RIP kita cukup memasukkan IP address dari Fast Ethernet router yang berhubungan langsung dengan router yang kita setiing. 
Berikut contohnya 
untuk router1

untuk router2
untuk router3

selesai masalah untuk point 2 ,sekarang anda dapat connect antar jaringan 

lalu untuk point 3 karena jaringan nya sudah terhubung semua maka bila anda memasukan nama domainnya saja akan muncul hasil nya ,
Contoh hasil dengan mengunakan IP webservernya

contoh mengunakan nama domain servernya





















Minggu, 08 Mei 2011

Nested loop

          int max=x;
          int min=1;
          int j=max;
          int b=0;

          for (int i=min;i<=x;i++)
           {

           while (j>=min)
           { System.out.print(1);
             j=j-x;
           }

           for (int k=min+1;k<=max;k++)
            System.out.print(k);

           System.out.println("");

           for (int a=x; a<b;a++)
            {
             System.out.print(" ");
            }
           j=max-1;
           max=max-1;
           b=b+1;

Jumat, 06 Mei 2011

wimax di indonesia

Di Indonesia, Wimax memang belum sepopuler Wi-Fi (Wireless Fidelity). Namun sebagai salah satu negara pemegang lisensi Wimax (Worldwide Interoperability Mobile Access), Indonesia memiliki wewenang menerapkan teknologi telekomunikasi ini pada operator-operator seluler yang memiliki kesiapan baik secara kesiapan secara infrastruktur maupun kesiapan operational-maintanance. Akses broadband nirkabel Wimax diharapkan mampu memberikan angin segar di tengah-tengah persaingan industri telekomunikasi dan kebutuhan pasar.
Sedikit Review tentang Wimax
Standar industri WiMAX dibentuk oleh gabungan industri-industri perangkat wireless dan chip-chip komputer dari seluruh dunia. Para perusahaan besar ini tergabung dalam sebuah forum kerja yang merumuskan standar interkoneksi antarteknologi BWA yang mereka miliki pada produk-produknya. Forum ini didirikan pada bulan April 2002 dengan beranggotakan, di antaranya adalah Alvarion, Intel, Nextel, AT&T Wireless, Fujitsu, China Motion Telecom, Nokia, Aperto Networks, OFDM Forum, Airspan, dan banyak lagi. Selanjutnya terbentuklah WiMAX dari hasil kerja mereka.Dalam sesi International Telecommunications Union (ITU) bulan Juni 2007, Wimax dimasukkan dalam standar IMT-2000. Standar tersebut dikenal juga sebagai standar telekomunikasi seluler generasi ketiga (3G) yang mencakup spektrum 2,5 hingga 2,69 Gigahertz.
Wimax di Sisi Produsen atau Provider
Kepala Bagian Umum dan Humas Ditjen Postel, Gatot S. Dewa Broto menegaskan, pihaknya telah menyiapkan perangkat aturan berupa Rancangan Peraturan Menteri Kominfo untuk tender BWA (broadband wireless access) yang akan dimulai tahun 2008. Tender tersebut ditujukan bagi industri pendukung peralatan untuk lisensi satu blok frekuensi di pita 2,3 GHz.
Wan Yi, Direktur Wireless and Mobile Department di China Communications Standards Association (CCSA), mengatakan status 3G Wimax akan mengganggu keseimbangan industri mobile.
"Teknologi 3G bertumpu pada struktur segitiga W-CDMA, CDMA, dan TD-SCDMA. Wimax akan mempengaruhi ini secara besar-besaran. Semua vendor besar W-CDMA dan CDMA menentang ini," ujar Wan. Wimax merupakan teknologi yang menggunakan teknik SOFDMA, teknik modulasi multicarrier yang menggunakan subchannelisasi. Provider menggunakan standar frekuensi untuk pelanggan tetap (fixed) dan bergerak (normadic). Teknik modulasi Wimax berbeda dengan CDMA dimana CDMA menggunakan perbedaan kode pada tiap pelanggannya.
Wimax di Sisi Konsumen
Teknologi Wimax dapat mengcover area sekitar 50km dimana ratusan pengguna akan dishare sinyal dan kanal untuk transmisi data sampai 155 Mbps.
Pada aplikasi mobile, user Wimax layaknya menggunakan terminal Wifi seperti: notebook, PDA, dan smartphone. Pemanfaatan Wimax sama dengan pemanfaatan Wifi. Sebuah terminal dapat mendeteksi jaringan Wimax dan Wifi sehingga user akan semakin dimudahkan karena bisa memilih Wimax broadband (untuk jaringan Wimax) atau wireless hotspot (untuk jaringan Wifi/Wireless LAN).
Sinergi Wimax-Wifi-Seluler
Wifi (Wireless LAN) merupakan jaringan komunikasi nirkabel melalui komputer LAN. Jangkauannya terbatas pada area tertentu sehingga disebut hotspot. Layanan yang diberikan bisa variatif, layaknya aplikasi LAN seperti: email, internet, intranet, messaging, music/video streaming, dan layanan IP base lainnya.
Apabila Wifi dikombinasikan implementasinya dengan Wimax maka jelas akan mempercepat dan memperluas penggunaannya, lebih secure karena bisa menjadi QoS (Quality of Service), lebih reliable, dan kaya akan layanan baru.
Sinergi antara Wimax dengan seluler menggabungkan jaringan kabel dan wireless, layanan dan terminal. Secara umum, konsep konvergensi pada telekomunikasi mencakup 3 aspek, yaitu: device, service, dan jaringan.
Secara umum Wimax diperkenalkan sebagai akses yang menawarkan solusi multi-access, sebagai contoh: Wimax untuk melengkapi jaringan yang sudah eksis (2G/3G dan Wifi). Munculnya Wimax otomatis akan menimbulkan persaingan dengan pengusung 3G
Layanan 3G merupakan layanan komunikasi bergerak yang menjanjikan peningkakan bandwith hingga 384 Kbps ketika diakses dalam keadaan bergerak (normadic) sementara untuk di kendaraan bergerak kecepatannya 128 Kbps dan sampao 2 Mbps dalam keadaan diam. Teknologi 3G berbasis GSM (WCDMA) dan CDMA (CDMA 2000). Dengan demikian keunggulan Wimax adalah dari kecepatannya dan layanan yang lebih menarik dibanding 3G.